Sesuai dengan judul yang kita bahas saat ini adalah belanja produktif dan belanja konsumtif. Kalau kamu masuk yang mana nih? Pastinya “mau” belanja produktif tetapi kenyataannya malah “sering” belanja konsumtif karena kalap ngeliat diskon di marketplace.
Aku bisa ngerasain sama apa yang kamu lakukan ketika melihat diskon-diskon yang ada di marketplace, yaitu membeli sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan planning keuangan yang sudah disiapkan.
Lebih buruknya lagi ketika tidak ada uang dan melakukan kredit dan bunganya sampai membengkak karena tidak sanggup bayar. Aku saranin jangan dilakuin ya..
Dalam menentukan kehidupan agar bisa sustainable dalam segi keuangan kita harus membuat plan agar kedepannya kita tidak perlu lagi bekerja hingga tua, tapi kita bisa mendapatkan uang dari yang namanya pasif income. Walaupun kita tidur dan tidak melakukan aktifitas apapun tetapi uang bekerja untuk kita.
Caranya adalah dengan kita belanja produktif sedini mungkin, tidak harus tentang investasi di instrumen keuangan tetapi kita juga harus investasi pada diri kita juga.
Semakin kaya pemikiran dan ilmu yang kita miliki maka akan semakin besar juga kesempatan kita membuka pintu rejeki yang lainnya. Contohnya, kita bisa membuat bisnis, mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, dan lain sebagainya.
Jadi aku mau bagikan pengalamanku tentang cara mengatur keuangan.
Keinginan atau Kebutuhan?
Kita ambil contoh dalam kasus membeli sebuah barang, let’s say beli iphone. Kamu beli iphone berdasarkan kebutuhan atau keinginan.
Jika berdasarkan kebutuhan maka tujuan kamu adalah untuk produktifitas, contohnya meningkatkan kinerja dalam dunia kerja atau perkuliahan, bisa menambah penghasilan, lebih efektif dan efisien dalam melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.
Jika berdasarkan keinginan maka tujuan kamu adalah untuk burn money. Kenapa bakar uang? Karena tujuan kamu adalah untuk lifestyle, ingin dilihat orang bahwa kamu ada di strata sosial yang tinggi, dan lain sebagainya.
Jadi kamu harus tau terlebih dahulu, motivasi kamu untuk beli iphone adalah kebutuhan atau keinginan. Cara mengetahui kalau itu keinginan atau kebutuhan adalah dengan cara diam selama 7 minggu.
Kalau kamu tetap memikirkan ingin membeli iphone misalnya, berarti itu kebutuhan. Kalau kamu lupa, berarti itu keinginan.
Harus Tahan Nafsu Belanja
Mungkin ini yang tersulit untuk dilakukan ya, jujur aku pun kalap kalau lihat diskon beterbangan di depan mataku, pengennya buat belanja dan belanja terus. Setelah barangnya udah nyampe malah nyesel buat beli.
Tapi aku ada tips nih buat kamu biar bisa tahan nafsu belanja. Berikut adalah beberapa tips yang pernah aku coba dan work buat aku ya.
Investasi
Investasi apapun itu yang penting halal dan tentunya buat cuan, percuma dong kalau investasi tapi buntung. Kenapa investasi? Karena dengan investasi pikiran kamu akan terbuka bahwa aku bisa loh cuan dengan cara investasi, aku bisa loh mendapatkan uang tanpa harus kerja.
Jadi dengan cara investasi, kamu akan semangat untuk berinvestasi untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang bukan semangat untuk beli barang yang harganya semakin turun kedepannya.
Matikan Notifikasi Online Shop
Dengan cara ini maka kamu ngga akan tau bahwa ada event 7.7 misalnya atau 6.6 dari aplikasi online shop atau marketplace.
Mungkin aku doang atau kamu juga, biasanya exiceted kalau sudah masuk bulan baru, karena bakal ada event promo diskon besar-besaran, jadi biasanya aku matikan notifikasinya biar ngga muncul di depan mata.
Excited Dengan Cashback Produktif
Bukan hanya produk pakaian dan makanan saja yang ada cashbacknya, tetapi investasi sekarang sedang mengeluarkan event cashback. Sebut saja reksadana. Jika kamu membeli reksadana 2juta misalnya maka kamu akan mendapatkan 50ribu cashback.
Dengan cara ini, kamu akan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat alias membelanjakan yang tidak mengurangi uang kamu malah menambah uang kamu.
Aku tidak bilang salah dalam membeli produk pakaian atau makanan, malah bagus banget kalau kamu memanfaatkan cashback tersebut, tetapi jumlah transaksinya bisa dikurangi agar kantong dompet kamu sehat juga.
Setelah mindset kamu terbuka tentang mengatur keuangan, langsung saja kita bahas apa perbedaan belanja produktif dan konsumtif
Belanja Konsumtif
Belanja konsumtif ini adalah belanja yang nilainya akan terus berkurang seiring berjalannya waktu. Aku tidak bilang belanja produk itu semuanya merupakan konsumtif, kalau kamu beli jam tangan atau produk lainnya yang mewah dan limited edition itu bukan termasuk belanja konsumtif ya.
Yang disebut belanja konsumtif adalah ketika kamu membelanjakan uang kamu untuk memenuhi “keinginan kamu” bukan kebutuhan, seperti memenuhi persyaratan lifestyle kamu agar terlihat “wah” di depan mata teman kamu dan masih banyak lagi motivasi-motivasi lainnya.
Aku berikan contohnya nih, kamu beli macbook bukan berdasarkan fungsinya, tetapi desainnya yang bagus dan eye catching. Lain ketika kamu memilih macbook sebagai dapur pacu kamu untuk lebih maju lagi.
Tapi kata eye catching tidak bisa dinilai negatif loh ya, bisa saja kamu memakai macbook yang desainnya bagus dan elegan bisa menarik client kamu untuk bekerja sama.
Jadi kembali lagi ke diri masing-masing, apakah kamu butuh atau hanya sekedar ingin saja.
Belanja Produktif
Kebalikannya dari belanja konsumtif, belanja produktif adalah belanja yang nilainya akan terus meningkat dan tidak akan berkurang.
Belanja produktif pun bukan hanya membeli barang agar produktifitas meningkat tetapi nilai diri kamu juga harus dibelanjakan agar meningkat. Contohnya seperti membeli kursus-kursus online atau mengikuti webinar yang tujuannya meningkatkan atau menambah skill kamu.
Seperti yang sudah aku jelasin tadi, investasi juga termasuk belanja produktif, karena nilainya tidak akan turun, bahkan terus meningkat atau bisa disebut mendapatkan keuntungan.
Mungkin itu saja pembahasan kali ini tentang belanja produktif dan konsumtif, kalau kamu lebih kemana saat ini? Mudah-mudahan kamu yang lagi terjebak dalam situasi “senang dalam berbelanja konsumtif” menjadi “senang berbelanja yang mengarah lebih ke produktif.”
Tulis di kolom komentar di bawah ya… biar aku bisa tau nih permasalahan kamu dalam mengatur keuangan, istilahnya curhat lah biar sama-sama menemukan solusi.